Kemampuanini bisa dimiliki jika kamu memiliki kreatifitas dan kemampuan berpikir kritis. 12. Soft skill public speaking Kemampuan yang akan meningkatkan karier kamu adalah public speaking. Pasalnya, tidak semua orang mampu untuk berbicara di depan umum dan cenderung takut untuk memulainya.
kami semua menggunakan penggambaran sebagai anak kecil ini mudah kembali lagi, tidak peduli jika kamu menggunakan pensil warna, crayon, atau jarimu di jendela berembun Tapi kemudian kamu memerhatikan bahwa anak lain bisa menggambar dengan lebih baik darimu. Kamu memang belum tahu apa yang "lebih baik" itu—tapi kamu tahu betapa senangnya mendapat pujian. Setiap kali kamu mendengar orang lain dipuji, dan karyamu diacuhkan, kamu terus merasa lebih buruk. Akhirnya, kamu pun tak lagi menggambar. Buat apa terus menggambar kalau tak ada yang peduli? Sekarang, karena suatu alasan, kamu ingin coba menggambar lagi, tetapi rasanya begitu menakutkan. Anak-anak yang dulu pantang menyerah kini bekerja sebagai profesional, dan karya mereka begitu menakjubkan. Bagaimana kamu bisa mengejar ketertinggalanmu? Akankah kamu menyamai mereka? Jawabannya adalah, tidak ada yang tahu. Tapi bukan mereka yang mesti kamu kejar. Mimpimu adalah kamu sendiri yang menggambar apa yang kamu mau, dengan gaya apa pun yang kamu kehendaki, tanpa terus dikritik atas kesalahanmu. "Kamu di masa depan" itulah yang harus menjadi tujuanmu, karena untuk menjadi sebaik orang lain itu tetap tergantung padamu, bukan keterampilan/ketekunan orang lain. Jika kamu menjadikan dirimu di masa depan sebagai titik acuan, kamu akan terus maju. Menjadi lebih baik dari kemarin adalah tujuanmu. Bukankah itu terdengar lebih mungkin daripada berusaha menjadi sebaik orang lain dalam waktu singkat? Kalau kamu setuju dengan saya, ikutlah dengan saya dalam misi hebat ini. Saya tidak akan menunjukkan cara menggambar—kamu bahkan tidak akan menginginkannya! Yang akan saya tunjukkan adalah bagaimana cara belajar menggambar. Saya akan memandumu melalui empat tahapan besar yang akan kamu tempuh dengan kecepatanmu sendiri. Ini adalah tahap pertama. Jika kamu bertanya-tanya bagaimana caranya memulai lagi setelah sekian lama, di sini kamu akan menemukan jawabannya. Saya akan menyajikan serangkaian latihan untuk yang benar-benar pemula—beberapa di antaranya mungkin terlalu jelas buatmu, tetapi itu bagus karena artinya kamu sedikit lebih hebat daripada yang kamu duga! Siap? Teguhkan Pikiranmu Ketika kamu memutuskan untuk mempelajari sesuatu, sikap yang tepat jauh lebih penting daripada semua buku teks di dunia. Saya sudah memberimu satu saran—bandingkan keahlianmu dengan dirimu di masa depan, bukan dengan orang lain. Masih banyak lagi saran yang lain, jadi baca bagian ini dengan saksama sebelum mulai berlatih. Tidak Ada yang Sempurna Ketika kamu menetapkan tujuan, tujuan itu mungkin nampak sangat masuk akal. "Ini saya hari ini, dan ini saya saat sudah mencapai tujuan," itulah yang kamu bayangkan. Ada cara tertentu untuk beranjak di antara kedua titik itu, dan sepertinya itu dapat kamu lakukan. Namun, kamu luput dengan satu hal penting—kebutuhanmu berubah seiring perjalanan. Hari ini mungkin kamu bangga sekali bisa menggambar gambar garis Stick-figure, tetapi itu karena sebelumnya kamu tak bisa. Setelah kamu berhasil, tujuanmu tak lagi punya daya tarik dan kamu pun mencari sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih kuat. Kamu tidak bisa menginginkan hal yang sudah kamu miliki. Itulah sebabnya kamu mungkin mengeluh tak bisa membuat gambar garis seolah itu adalah keterampilan yang berharga, dan orang yang dapat membuat gambar garis mengeluh tak bisa menggambar manusia yang nyata. Tak ada yang tahu di mana kamu akan menjadi cukup baik. Begitulah kodrat kita, jadi terima saja. Kamu tidak akan menilai kemampuanmu begini "Saya adalah seniman hebat dan saya tidak perlu mempelajari hal lain, saat ini saya hanya melakukannya untuk suka-suka." Itu tidak akan terjadi! Akan selalu ada sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan, sesuatu yang akan membuatmu merasa utuh... dan begitu kamu mendapatkannya, hal baru itu membuka matamu ke dunia baru yang berisi hal-hal yang belum dipelajari. Ketika kamu merasa tahu 99% sesuatu, yang 1% itu akan menunjukkan betapa kamu ada cara untuk menjadi sempurna, itu tak lain adalah berhenti mencoba. Kamu harus tahu bahwa tak peduli seberapa bagus kamu menggambar, itu tidak akan membuatmu jadi orang yang lebih baik dan lebih berharga dari kamu yang sekarang. Begitupun sebaliknya—tidak peduli seberapa buruk kamu menggambar, itu tidak membuatmu jadi kurang berharga. Ini membawa kita ke poin lain Lakukan Untuk Dirimu Sendiri Kalau kamu ingin menggambar dengan bagus hanya untuk mendengarkan sanjungan masa lalu itu, bersiaplah untuk menderita. Ingatkah kamu perasaan ketika kamu begitu bangga dengan karyamu hingga seseorang mengkritiknya? Mengapa kebanggaanmu itu hilang begitu saja hanya karena orang asing yang menyatakan pendapatnya? Ketika kamu menggantungkan kebanggaanmu pada pendapat orang lain, kamu tak akan pernah merasa cukup. Malah, kamu menggantungkan suasana hatimu kepada orang-orang yang tidak benar-benar peduli! Bahkan jika itu menjadikanmu seniman yang baik, pada akhirnya kamu akan terus tertekan karena merasa tidak cukup baik. Dan apakah kamu lebih ingin menjadi seniman yang hebat dan stres, atau cukup menjadi seniman yang buruk, tetapi bahagia? Saya pernah membahas topik penting ini di artikel ini, jadi jika kamu merasa punya masalah semacam itu, bacalah. Ingat kamu kan tidak ingin menjadi seniman hebat. Kamu hanya ingin merasa bangga dengan karya-karyamu, dan untuk itu tiba-tiba kamu merasa harus jadi sebagus profesional. Tidak mesti! Berhentilah membandingkan dirimu dengan mereka, tapi lihat apakah kamu menjadi lebih baik dari kamu yang kemarin—hanya itu yang kamu perlukan untuk merasa bangga. Kamulah yang menentukan tujuanmu, jadi jangan membuatnya sangat sulit untuk dicapai. Kamu perlu menetapkan standar cukup baik untukmu sendiri. Jadikan hal itu menyenangkan, santai saja, dan jangan keras pada diri sendiri karena tidak sebagus orang yang berlatih selama bertahun-tahun. Kamu melakukannya untukmu sendiri, dan hanya dirimu seorang. Belajarlah untuk merayakan kemajuan kecilmu, tidak peduli apa kata orang. Tahu apa mereka itu? Hanya Ada Satu Tujuan Kamu mungkin punya banyak alasan untuk mulai belajar menggambar, tetapi kamu hanya punya satu tujuan. Tujuannya adalah untuk belajar cara menggambar! "Belajar" adalah kata kuncinya di sini, karena kamu tidak bisa diajari menggambar sekali dan sekaligus. Ini adalah proses yang konstan dan tidak akan pernah berakhir. Jadi, jika tujuanmu adalah untuk "dapat menggambar apa pun yang saya mau dengan 100% menyerupai aslinya", kamu akan gagal—karena tujuan ini tergantung pada apa yang kamu inginkan, bukan apa yang kamu bisa gambar. Dan keinginanmu berubah seiring keterampilanmu berkembang, juga bayanganmu tentang realisme 100%. Bayangan akan adanya titik ujung hanyalah ilusiSangat penting untuk memahami bahwa perjalanannya tidak pernah berakhir. Selama kamu membayangkan ada tujuan yang harus kamu capai untuk bisa bangga dengan karya senimu, kamu tidak akan pernah merasa bangga! Belajarlah menghargai setiap tanda kemajuan kecil dan nikmati saja perjalanannya. Belajar adalah satu-satunya hal yang selalu kamu lakukan, dan itulah satu-satunya tujuan yang tidak akan berpindah kemanapun. Jika kamu benar-benar membutuhkan tujuan yang lebih pasti, jangan ragu untuk membuatnya. Tapi, jangan gantungkan kebahagiaan dan kepercayaan dirimu pada tujuan tersebut—itu tak ada gunanya. Dan bahkan saat mengupayakan tujuan-tujuan kecil itu, ingatlah bahwa ini semua adalah soal proses, dan tidak terlalu penting kapan kamu mencapainya. Keterampilan Manual Makin simpel tampak gambar secara keseluruhan, boleh jadi makin kurang keahlianmu. Kedengarannya lucu, tapi ini ada kaidahnya, namanya efek Dunning-Kruger. Pendeknya, makin sedikit kamu mengetahui sesuatu, makin banyak yang kamu pikir kamu tahu. Ini karena pengetahuan tentang hal-hal yang tidak kamu ketahui itu juga adalah pengetahuan! Kamu mungkin berkata, "Saya tahu menggambar itu tidak sederhana—kalau begitu, saya juga bisa melakukannya!" Tapi kamu hampir menangis jika gambarmu tidak seperti yang kamu inginkan. Jika kamu benar-benar tahu betapa sulitnya menggambar sesuatu dengan benar, kamu tidak akan begitu frustrasi—jelas itu pasti sangat sulit! Saat kamu melihat seorang seniman terampil menggambar mahakaryanya dan kamu tidak tahu bagaimana bisa begitu, kamu mungkin akan menimpakan semuanya pada bakat. Ini jelas menandakan bahwa kamu seorang pemula. Begitu kamu lebih maju dari ini, sekalipun hanya sedikit—jika kamu mencoba belajar cara menggambar—kamu akan mengerti bahwa ini bukan soal kecekatan seseorang. Ketika kamu masih sangat pemula, kamu pikir yang diperlukan hanyalah menggambarnya membagi keterampilan menggambar yang paling penting ke dalam empat tahap Tahap 1 Gambar Hal Yang Kamu Inginkan Ini semua berkenaan dengan definisi paling dasar dari menggambar membuat tanda pada sesuatu. Ini soal melatih tanganmu untuk bekerja secara otomatis dengan alat yang ingin kamu gunakan. Pemula sering menganggap hal ini sebagai satu-satunya keterampilan menggambar, tetapi sebenarnya ini hanya landasan. Kata kunci latihan fisik. Tahap 2 Gambar Hal yang Kamu Inginkan Ini berkenaan dengan penggunaan alat secara sengaja, tidak menduga-duga. Jika setelah menggambar sesuatu yang bagus kamu takut tidak akan bisa menggambarnya lagi, tahap ini mungkin harus kamu asah. Tahap Ini juga untuk kamu yang tidak dapat menyalin acuan dengan benar kecuali dengan menjiplaknya. Kata kunci presisi. Tahap 3 Gambar Hal yang Kamu Inginkan Ini tidak begitu terkait dengan menggambar seperti yang kamu ketahui, dan lebih banyak terkait dengan memori. Ide utamanya telah disinggung dalam artikel ini, tetapi ada juga latihan lain yang akan membuatnya jadi lebih mudah. Jika tahap sebelumnya adalah soal menggambar sesuatu dari kepalamu, maka tahap ini adalah meletakkan hal itu di kepalamu. Kata kunci basis data visual. Tahap 3 Gambar Hal yang Kamu Inginkan Ini adalah bagian yang paling sulit, dan paling samar. Bagaimana kamu bisa menggambar apa pun yang kamu inginkan, tidak peduli apa yang orang lain harapkan? Bagaimana kamu bisa membuat sesuatu yang tidak realistis, tetapi tetap masuk akal? Perhatikan bahwa ini dicapai setelah menguasai realisme! Kata kunci gaya. Cara Belajar Tentu saja, saat ini kita sedang menjalani tahap 1, karena itu pengantarnya lumayan panjang. Kamu perlu tahu bahwa ini bukan tutorial dalam pengertian yang ketat—ini adalah latihan-latihan yang akan membantumu mencapai level berikutnya, tetapi semuanya tergantung pada bagaimana kamu menggunakannya. Untuk tujuan tutorial ini saya akan asumsikan kamu menggunakan pensil sederhana dan selembar kertas. Pemula sering bertanya apakah mereka harus mulai dengan pensil, atau mungkin dengan tablet grafis, tetapi cara lain akan membuatnya lebih rumit dari yang semestinya. Kemungkinan besar kamu sudah terbiasa dengan pensil—jadi tidak perlu menambahkan alat lain yang perlu kamu pelajari dari awal. Tapi, jika kamu berpengalaman dalam menggambar tradisional dan ingin memulai petualangan baru dengan gambar digital, latihan-latihan ini dapat membantumu membiasakan diri dengan gerakan stylus tertentu. Jika kamu ingin menggambar dengan tangan yang lain misalnya karena cedera atau hanya untuk suka-suka, latihan ini akan membantu juga! Nah, tidak ada satu jenis pegangan pensil yang paling benar. Mulailah dengan pegangan yang kamu gunakan untuk menulis dan baru, jika tidak cukup tepat/nyaman, ubah posisinya. Semua latihan adalah tempat bermain untukmu—jangan memaksakan diri, menguji kemampuan diri, dan jangan membandingkannya dengan yang kamu bayangkan. Ingat Latihan dalam sesi singkat 5 hingga 15 menit, tetapi secara rutin—setidaknya sekali sehari. Mestinya tanganmu tidak akan terasa sakit—lelah mungkin, tetapi jika lebih dari itu, cari versi gerakan yang lebih nyaman. Buat tanganmu tetap rileks—jangan tekan pensil keras-keras. Tugasmu adalah membuat tanda, itu saja. Jangan gunakan kertas khusus atau buku sketsa. Jangan ragu untuk menggambar pada sisi lain halaman bekas cetak yang akan kamu buang, atau kertas fotokopi murah. Putar musik yang bagus, atau buku audio—tidak perlu fokus sepenuhnya pada apa yang kamu kerjakan. Tujuannya kali ini adalah agar gerakan-gerakan ini otomatis untuk tanganmu. Jangan melupakan alasan mengapa kamu melakukannya. Jangan menganggapnya sebagai tugas—kamu dapat berhenti kapan saja kalau tidak mau! Cukup bicaranya, mari kita mulai bekerja! 1. Gambar Corat-Coret Mulailah dengan leluasa—gambar sesuatu saja. Percaya atau tidak, kamu sudah bisa menggambar, kamu hanya ingin mendapatkan lebih banyak kendali atasnya. Biarkan dirimu bersenang-senang dan terus gambar saja, seakan-akan kamu di tengah pelajaran yang membosankan dan tidak ada kerjaan. Jangan menggambar sesuatu yang spesifik, dan jangan menilainya! Latihan ini pemanasan untuk tanganmu membuat tanganmu rileks mengingatkanmu tentang apa itu menggambar bebaskan pikiranmu Ini adalah latihan pemanasan, jadi jangan memaksakan diri!Semua contoh, seperti contoh di atas, digambar dengan tangan kiri saya saya dominan tangan kanan. Tanganmu yang dominan mungkin lebih mahir, karena kamu rutin menggunakannya setidaknya kadang-kadang untuk menulis tangan. Namun demikian, tangan non-dominan seorang seniman berpengalaman jelas menunjukkan sisi manual dari proses menggambar. 2 Kendalikan Arah Gambarlah sejumlah titik, atau langit berbintang. Lalu main Snake! Cobalah bergerak dengan lancar, dan jangan buat lekukan-lekukan tajam. Kalau kamu ingin agak lebih menantang, gunakan lebih banyak titik lalu hubungkan secara diagonal. Latihan ini mengajarkanmu bagaimana mengubah arah dengan mulus membantumu mengendalikan arah garis—ini adalah langkah pertama dalam mencapai presisi latih tanganmu untuk berbagai posisi periksa apakah peganganmu terasa nyaman di setiap posisi Ini adalah latihan mengasyikkan yang bisa kamu anggap seperti permainan 3 Gambar Aneka Garis Garis lurus bisa sangat sulit untuk tangan yang tidak terlatih, jadi lebih penting untuk melatihnya. Jangan langsung membuat garis lurus sempurna—gambarlah garis-garis dengan cepat, ringan, ke berbagai arah. Beberapa akan terasa lebih mudah daripada yang lain, dan itu wajar. Itu sebabnya mengapa saya menggambar sosok-sosok saya menghadapi ke kiri! Latihan ini latihan pegangan stabil kembangkan latihan sebelumnya temukan "alur" tanganmu—arah yang paling nyaman untuk membuat garis Jangan khawatir jika hasilnya goyah—itu sangat wajar jika kamu baru memulaiBegitu kamu menemukan arah yang sempurna, gunakanlah arah itu seterusnya. Kalau perlu putar kertasnya, tapi tetap gunakan alur favoritmu itu—itu akan menjadi langkah pertamamu untuk menggambar dengan nyaman. 4. Gambar Oval Saya sengaja tidak menyebut "lingkaran", karena lingkaran sama menakutkannya dengan garis lurus. Gambarlah oval, dan bahkan tidak perlu yang sempurna. Gambarlah yang besar dan kecil, cepat dan lambat, dan jangan khawatir tidak sempurna. Tujuannya di sini adalah untuk terus memutar dan berujung di titik kamu memulai. Latihan ini latihan putaran tangan dalam rentang kecil dan besar melatihmu untuk menjaga pegangan selama memutar adalah langkah lanjutan dari mengendalikan arah Sementara ini tak usah membuat lingkaran sempurna—itu jarang diperlukan dalam menggambar 5. Latihan Mengarsir Arsir adalah teknik yang digunakan untuk membuat bayangan, tapi juga mengandalkan gerakan tangan yang sangat penting. Gambarlah serangkaian garis-garis pendek yang cepat ke arah yang sama, lalu silangkan dengan rangkaian garis lainnya. Kamu juga dapat menggunakan teknik "hairball", atau arsir versi lainnya. Kalau sulit, mulailah sedikit lebih lambat, tetapi jangan fokus pada satu garis! Latihan ini agar kamu dapat membuat ulang gerakan yang baru kamu lakukan melatih tanganmu untuk melakukan gerakan cepat, tapi disengaja melatih gerakan "kecil dan tajam" mendorongmu mencari cara pengulangan yang tidak melelahkan mengajarimu untuk memikirkan "area" alih-alih "garis" Teknik ini biasanya agak melelahkan, tetapi cobalah mencari cara yang tidak perlu menguras terlalu banyak tenaga 6. Isi Area Tertutup Sekarang kita gabungkan dua latihan. Gambarlah oval, lalu isi segera dengan mengarsirrnya. Tujuannya di sini adalah untuk tidak keluar garis, yang mungkin sangat sulit jika kamu melakukannya dengan cukup cepat. Jangan perbaiki celah-celahnya—tapi terus latih saja sampai celah itu tak lagi muncul. Latihan ini mengembangkan latihan "menggambar garis"—melatih pegangan yang stabil meningkatkan kepercayaan dirimu dalam mengendalikan garis mengelompokkan beberapa latihan berbeda melatih ketepatanmu di titik awal maupun titik akhir garis Ini lebih sulit dari yang kamu pikirkan! 7. Pelajari Tingkat Tekanan Sangat sulit bagi pemula yang perfeksionis untuk merelakannya. Mereka kukuh bahwa setiap garus harus sempurna sekaligus, tanpa koreksi. Latihan ini adalah langkah pertama untuk melanggar "pakem" ini. Buat garis dan corat-coret menggunakan berbagai tingkat tekanan. Ubahlah saat kamu menggambar, dan lihat apakah kamu dapat membuatnya secara gradual. Kamu bahkan dapat menggambar gradien dengan garis! Latihan ini memberimu kebebasan! mengajarimu gerakan vertikal yang penting dan bagaimana menggabungkannya dengan gerakan horizontal yang lazim melatih "merasakan" pegangan adalah yang paling penting dari semuanya Pensil yang lebih lembut B memiliki tingkat tekanan yang lebih banyak dibanding pensil yang keras H—periksa pensilmu dan pilih yang kamu sukai 8. Ulangi Baris Mari lanjutkan latihan sebelumnya. Sekarang kamu akan belajar trik yang sangat penting, sesuatu yang kebanyakan pemula bahkan tidak akan menyadarinya. Buat garis pendek dengan tekanan lemah. Kemudian gambar lagi di atasnya, dan lagi. Untuk goresan terakhir kamu boeh menggunakan tekanan yang lebih kuat. Lakukan hal yang sama dengan berbagai garis, cepat, dan jangan khawatir jika tidak terlalu bagus pada awalnya. Ini adalah latihan yang berat, tetapi sangat berguna! Latihan ini melatih presisi atau ketepatan memberimu kendali penuh terhadap garis agar kamu memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi memberimu keyakinan akan apa yang bisa kamu gambar—garis-garis mulai muncul sesuai keinginanmu, dan tidak lagi "keluar" Jangan terlalu lambat, itu tidak akan memberi efek apa-apa 9. Gambar Bentuk "Lembut" Semua latihan di atas harus membuatmu siap untuk latihan yang terakhir ini. Lingkaran atau garis panjang hampir tidak mungkin bisa digambar sekaligus, tanpa alat tambahan. Sebenanrnya para seniman jarang menggambar sesuatu dengan garis panjang—garis pendek jauh lebih mudah dikendalikan. Pelajari ini dan bebaskan dirimu—gambarlah berbagai bentuk, angkat dan geser pensilmu terus menerus. Lakukan dengan cepat dan jangan terlalu memaksakan tanganmu. Latihan ini agar kamu mengesampingkan kebiasaan pemula yang paling membatasi membuatmu bisa merancang garis-garis, dan tidak menimpakannya sepenuhnya pada tanganmu membuatmu siap untuk tahap lain Kamu dapat menggambar apa pun dengan teknik ini—lihat sendiri berapa banyak perubahannyaKita mulai! Gunakan latihan ini untuk melatih keterampilan manualmu setiap hari. Kemajuan yang akan kamu capai dengan latihan itu bergantung pada ketekunan dan kedisiplinanmu. Lakukan terus sampai terbiasa sebelum beralih ke tahap berikutnya. Urutannya sangat penting di sini—tanpa fondasi yang baik, semua yang akan kamu pelajari nanti akan lebih sulit dikuasai. Ini mungkin membosankan, tetapi ingatlah tujuan semua ini—kamu mengajari gerakan tanganmu yang merupakan dasar dari gambar yang paling rumit sekalipun. Ini seperti kamu membeli bahan untuk resep baru yang luar biasa. Kamu dapat berinvestasi lebih banyak dan mendapat makanan lezat yang kamu idamkan, atau menghemat dan ujungnya kecewa. Tidak ada hal berharga yang datang dengan mudah! Ingat pengulangan adalah kunci di sini. Yang kamu latih adalah memori otot, dan selayaknya memori "normal", ini membutuhkan latihan rutin yang konstan agar dapat membekas lebih lama. Jadi, teruslah berlatih dan ikuti tahap selanjutnya—yaitu mengenai intensi dan presisi. Kamu dapat mencetak gambar ini untuk pengingat cepat dari semua latihan
Halo 2022 Februari 07 26:15 (Selasa) Kami akan menginformasikan informasi terbaru tentang "Fire Emblem Heroes". [Pemberitahuan] Dalam pembaruan data hari ini, perubahan berikut telah dilakukan pada bentuk lahan Kastil Langit "Kastil Tanah Raksasa".Mengubah dua dinding di barisan tengah untuk dihancurkan jika diserang dua kali.Harap ingat perubahan di atas jika Anda mempertimbangkan untuk
Learning materials should optimally accommodate higher-order thinking skills HOTS to train students to think critically. The research aimed to describe the content of HOTS in Indonesian language textbooks for eighth grade found in the materials, examples, and exercises. Bloom's taxonomic cognitive theory by Anderson and Krathwohl was used in this study. This type of research was qualitative research with a content analysis approach. The data collection techniques were document analysis and interviews. Data analysis techniques employed model intertwined with the stages of data collection, data reduction, data presentation, withdrawal of conclusions, and return to data collection—techniques of presenting the results of data analysis using informal methods. Data sources were documents that include an Indonesian language textbook for eighth grade published by the Ministry of Education and Culture and Mahir Berbahasa Indonesia textbook published by Erlangga, and informants were Indonesian language teachers. Data validity test techniques used triangulation methods and data sources. The results showed HOTS provided in the textbook published by Kemendikbud, which was of the material, 53% of example, and of exercise. From the textbook published by Erlangga, HOTS provided of the material, 44% of the example, and of the exercise. The results reveal that the textbook published by the Ministry of Education and Culture provides more high-level thinking skills content, and Erlangga's book provides more detailed information about students' ability to think at high levels. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 10, Nomor 1, Juni 2022 h ANALYZING HIGHER-ORDER THINKING SKILLS IN INDONESIAN LANGUAGE TEXTBOOKS FOR EIGHTH GRADE MUATAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP KELAS VIII Oryza Alkarima1, Sumarwati2, Edy Suryanto3 1 Indonesia, Universitas Sebelas Maret, oryza4alkarima 2 Indonesia, Universitas Sebelas Maret, sumarwati 3 Indonesia, Universitas Sebelas Maret, edysuryanto Article history Received 21 Februari 2022 Revision 14 Maret 2022 Accepted 10 Juni 2022 Available online 20 Juni 2022 Learning materials should optimally accommodate higher-order thinking skills HOTS to train students to think critically. The research aimed to describe the content of HOTS in Indonesian language textbooks for eighth grade found in the materials, examples, and exercises. Bloom's taxonomic cognitive theory by Anderson and Krathwohl was used in this study. This type of research was qualitative research with a content analysis approach. The data collection techniques were document analysis and interviews. Data analysis techniques employed model intertwined with the stages of data collection, data reduction, data presentation, withdrawal of conclusions, and return to data collection—techniques of presenting the results of data analysis using informal methods. Data sources were documents that include an Indonesian language textbook for eighth grade published by the Ministry of Education and Culture and Mahir Berbahasa Indonesia textbook published by Erlangga, and informants were Indonesian language teachers. Data validity test techniques used triangulation methods and data sources. The results showed HOTS provided in the textbook published by Kemendikbud, which was of the material, 53% of example, and of exercise. From the textbook published by Erlangga, HOTS provided of the material, 44% of the example, and of the exercise. The results reveal that the textbook published by the Ministry of Education and Culture provides more high-level thinking skills content, and Erlangga's book provides more detailed information about students' ability to think at high levels. Keywords indonesian language texbooks, higher-order thinking skill, bloom’s taxonomy ABSTRAK Materi pembelajaran hendaknya mengakomodasi level berpikir tingkat tinggi HOTS seoptimal mungkin, bukan hanya level tingkat rendah LOTS agar siswa terlatih berpikir kritis. Penelitian bertujuan mendeskripsikan muatan HOTS pada buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP/MTs pada uraian materi, contoh latihan, dan latihan soal. Teori yang digunakan adalah teori kognitif taksonomi Bloom versi revisi oleh Anderson dan Krathwohl. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis isi. Metode dan teknik pengumpulan data berupa analisis dokumen dan wawancara. Metode dan teknis analisis data menggunakan teknik model analisis jalinan dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, sajian data, penarikan simpulan, dan kembali ke pengumpulan data. Metode dan teknik penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Sumber data meliputi dokumen, yaitu buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud dan buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII terbitan Erlangga, serta informan, yaitu guru bahasa Indonesia kelas VIII. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi metode dan sumber data. Hasil penelitian menunjukkan HOTS pada 1 buku terbitan Kemendikbud 3,8% pada uraian materi, contoh latihan 53%, dan pada latihan soal 38,9% dan 2 pada terbitan Erlangga 12,6% pada uraian materi, contoh latihan 44%, dan latihan soal 33,2%. Hasil penelitian menunjukkan buku terbitan Kemendikbud memiliki muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih banyak dan buku terbitan Erlangga lebih memberikan informasi secara rinci mengenai kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Kata Kunci buku pelajaran bahasa Indonesia, keterampilan berpikir tingkat tinggi, taksonomi bloom DOI Citation Alkarima, O., Sumarwati, & Suryanto, E. 2022 Muatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII. Geram, 101 56 PENDAHULUAN Perkembangan hidup yang dinamis serta perkembangan teknologi menuntut seseorang untuk mememiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan abad 21. Pendidikan sebagai bagian dari aspek keterampilan abad 21, maka penting bagi pemangku pendidikan untuk mengubah sistem pendidikan sesuai dengan karakteristik pendidikan yang dikembangkan di abad 21. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencetak lulusan yang dapat memenuhi keterampilan-keterampilan abad 21 adalah dengan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik. Hal ini merujuk pada Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 35 dalam materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013 terdapat dalam salah satu poin pada materi pelatihan perubahan mindset, yakni berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill HOTS. Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill HOTS menurut Sumaryanta, 2018 “merupakan terminologi yang mencakup beragam kemampuan berpikir, antara lain kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, kreatif, pemecahan masalah tidak rutin, non-algoritmatik, analisis, evaluasi, mencipta, melibatkan pembentukan konsep, pemikiran kritis, kreativitas/brainstorming, penyelesaian masalah, representasi mental, penggunaan aturan, penalaran, dan pemikiran logis, dan/atau membutuhkan pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi daripada hanya menyatakan kembali fakta.” Purbaningrum, 2017 menjelaskan berpikir tingkat tinggi merupakan “kemampuan memanipulasi informasi dan gagasan dengan cara yang mengubah makna dan implikasi, menggabungkan fakta dan ide – ide dalam rangka untuk mensintesis, menggeneralisasi, menjelaskan, menafsirkan dan menarik beberapa kesimpulan.” Menurut Wahid & Karimah, 2018 kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan “proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang diketahui peserta didik. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan menstransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi yang baru dan itu semua tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.” Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab II mengenai karektiristik pembelajaran, yang berbunyi “pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta.”. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab II tersebut selaras dengan proses kognitif oleh Anderson dan Krathwohl. Anderson dan Krathwohl 2010 100-102 menjelaskan “setiap tahapan proses kognitif yang terdiri dari mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta”. 1 “Mengingat, ialah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Proses kognitif mengingat terbagi dalam 2 proses, yakni mengenali dan mengingat kembali”; 2 “Memahami, siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar computer”; 3 “Mengaplikasikan, proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah”; 4 “Menganalisis, menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya”; 5 “Mengevaluasi, didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar”; 6 “Mencipta, melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional”. Penerapan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hasil penelitian dengan judul “Analisis kemampuan menyelesaikan soal HOTS model Trend in International Mathematics and Science Study TIMSS dan Kepercayaan Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama” oleh Mandini & Hartono, 2018 menunjukkan kemampuan menyelesaikan soal hanya dalam kategori sedang 85,9%. Hasil penelitian dari Yuniar et al., 2015 berjudul “Analisis High Order Thinking Skills HOTS pada Soal Objektif Tes dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Kelas V SD Negeri 7 Ciamis” didapatkan hasil bahwa soal yang termasuk dalam kategori HOTS dan memiliki kualitas soal yang baik hanya berjumlah 50% dari jumlah total soal. Artikel penelitian dengan judul “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar Programme for 57 International Student Assessment PISA” oleh Kurniati et al., 2016 menunjukkan bahwa dari 30 subjek penelitian tidak ada siswa yang mendapatkan hasil dengan kategori skor tinggi dalam mengerjakan soal tes PISA. Penyebab masih rendahnya siswa dalam menyelesaikan soal-soal HOTS ialah kurangnya pelatihan-pelatihan soal tipe HOTS. Hal ini diungkapkan oleh Karim & Puteh, 2019 pada penelitiannya yang berjudul “The Development of Higher Order Thingking Skills HOTS Assessment Instrument for Word Problems” menunjukkan salah satu faktor kemampuan siswa tidak dapat mencapai level minimum pada saat menjawab pertanyaan HOTS adalah siswa kurang dalam berlatih yang melibatkan pemecahan masalah yang mengukur HOTS. Penerapan HOTS masih terdapat kesalahan persepsi. Hal tersebut termuat dalam penelitian Abosalem, 2015 yang berjudul “Assessment Technique and Students’ Higher-Order Thinking Skills” yang menyebutkan bahwa banyak peneliti dan pakar pendidikan yang menyatakan bahwa HOTS sama dengan memberikan pertanyaan kompleks kepada pelajar. HOTS memiliki beberapa aspek yang harus diperhatikan selain soal-soal yang bersifat kompleks. Sofyan, 2019 menjelaskan “riset pengembangan HOTS difokuskan pada tiga aspek, yaitu teaching strategy meliputi metode, model, lesson design, teaching material supporting media, modul, dan assessment”. Salah satu upaya untuk dapat mewujudkan proses belajar yang dapat mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa dapat adalah materi pendukung atau bahan ajar. Bahan ajar yang yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah buku teks. Rahmawati, 2016 menyebutkan bahwa “kebutuhan informasi siswa terhadap materi pelajaran dalam rangka memenuhi kompetensi dirinya tentu perlu didukung oleh keberadaan buku teks pelajaran yang berkualitas yang layak digunakan dalam proses belajar mengajar dan buku teks ialah alat bantu penting untuk memudahkan pekerjaan guru dan pembelajar dalam pembelajaran sehari-hari.” Penelitian mengenai kualitas buku teks pada mata pelajaran bahasa Indonesia, masih ditemui buku teks yang kurang mendukung dalam pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk siswa. Penelitian oleh Siagian, 2013 yang menyebutkan kelemahan dalam buku teks bahasa Indonesia yang berjudul Cerdas Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga yakni 4 materi yang disajikan hanya dapat mewakili kompetensi dasar memahami dan soal-soal yang ada pada buku teks ini tidak membawa peserta didik untuk mencari sumber lebih jauh dalam proses memecahkan soal latihan sebab pemecahannya telah disediakan dalam buku. Hasil penelitian Suvina & Ramly, 2021 menemukan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas X terbitan Erlangga hanya memuat materi ranah proses kognitif C4 dan C5, sedangkan ranah proses kognitif C6 belum diakomodasi. Penelitian tentang muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang sudah ada umumnya terfokus pada buku teks yang bukan terbitan pemerintah. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah, 2020 yang berjudul “Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia pada Buku Tematik Kelas III MI/SD Revisi 2018” dan peneltian dari Andrean, Ats-Tsauri, dan Farizal Penelitian Pendidikan et al., 2020 yang berjudul “Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia pada Buku Ajar Tematik Kelas IV Edisi Revisi 2018”. Adapun yang dikaji dalam penelitian ini adalah buku teks terbitan pemerintah dan non-pemerintah. Oleh karena itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian lain adalah objek yang dianalisis. Pentingnya penelitian ini dilakukan adalah dapat membantu guru dalam memilih buku teks pelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan di tingkat SMP kelas VIII SMP/MTs di kota Surakarta apakah dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dan proses asesmen yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan mengenai bagaimana muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada uraian materi, pada contoh-contoh latihan dan pada soal latihan dalam buku teks bahasa Indonesia kelas VIII SMP/MTs di kota Surakarta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, sebab data yang dikumpulkan peneliti adalah data mengenai deskripsi objek penelitian, yang oleh karenanya data itu berupa kata-kata kalimat-kalimat yang menjelaskan sesuatu, bukan bilangan-bilangan Budiyono, 2017 140. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan analisis dokumen dan wawancara mendalam. 58 Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis dengan model analisis jalinan atau mengalir dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, sajian data, penarikan simpulan, dan kembali lagi ke pengumpulan data. Metode dan teknik penyajian hasil analisis data dengan menggunakan metode informal. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi atau telaah dokumen. Analisis isi atau telaah dokumen karena sumber datanya berupa dokumen atau arsip Budiyono, 2017 148. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yakni pengambilan sampel atas pertimbangan tertentu. Pertimbangan dalam pengambilan sampel ini adalah pertimbangan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VIII adalah buku yang telah melalui penilaian BSNP dan buku yang belum melalui penilaian BSNP dan guru Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VIII di kota Surakarta sebagai informan. Teknik uji validitas yang digunakan untuk menguji keabsahan penelitian ini menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Penentuan persentase pada hasil penelitian ini yakni jumlah muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi jumlah total uraian materi, contoh latihan, atau soal latihan, kemudian dikali dengan 100%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis dari buku teks Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan buku teks Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga. Kedua buku ini masing-masing terbagi dalam 9 bab, yakni mengenai materi teks berita, teks iklan, slogan dan poster, teks eksposisi, teks puisi, teks eksplanasi, teks ulasan, teks persuasi, teks drama, dan materi buku fiksi dan nonfiksi. Data dalam penelitian ini terdiri dari muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada uraian materi, contoh latihan, dan soal soal latihan pada buku teks bahasa Indonesia kelas VIII. 1. Muatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Uraian Materi Buku Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Materi yang termuat dalam buku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdapat 9 bab. Buku ini memuat materi tentang teks berita, iklan, eksposisi, puisi, eksplanasi, persuasi, drama, serta buku fiksi dan nonfiksi. Hasil penelitian muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada uraian materi pada buku ini hanya terdapat 3 dari total 77 uraian materi yang disajikan atau sebesar 3,8%. Uraian materi yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi terdapat pada halaman 19 dengan judul materi “Pentingnya Berita”. Uraian materi tersebut dijelaskan hanya berupa pengertian secara harafiah tanpa pembahasan secara mendalam. Siswa kemudian diminta secara mandiri untuk menjelaskan arti penting atau manfaat dengan membaca berita. “Jelaskan arti penting atau manfaat yang kamu peroleh dengan membaca berita tersebut…” Perintah untuk menjelaskan arti penting atau manfaat membaca berita melatih siswa untuk berpikir kritis. Perintah ini memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C5 atau mengevaluasi. Muatan ranah kognitif C5 atau mengevaluasi ini secara spesifik termasuk dalam kategori mengkritik. Uraian materi yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi selanjutnya terdapat pada halaman 55 yang berjudul “Penyuntingan Berita.” Uraian materi tersebut menjelaskan secara singkat mengenai kegiatan penyuntingan. Siswa diminta untuk memperhatikan kembali teks iklan yang telah disusun dan menyunting bagian-bagian yang harus disempurnakan. Uraian materi ini memuat ranah proses kognitif C5 atau mengevaluasi dengan kategori memeriksa, yakni menilai unsur-unsur internal dari teks iklan yang sudah disusun. a. “Apakah iklan tersebut berstruktur dengan lengkap? b. Apakah informasi yang disampaikanya mudah dipahami?” 59 Buku Terbitan Erlangga Materi yang termuat dalam buku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga terdapat 9 bab. Buku ini memuat materi tentang teks berita, iklan, eksposisi, puisi, eksplanasi, persuasi, drama, serta buku fiksi dan nonfiksi. Persentase uraian materi pada Buku Mahir Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi terdapat 8 dari 63 total uraian materi yang disajikan atau sebesar 12,6%. Uraian materi yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi terdapat pada halaman 5 yang memuat materi dengan judul “Menentukan Unsur-Unsur Teks Berita yang Diperdengarkan”. Uraian meteri tersebut meminta siswa secara langsung untuk mendiskusikan unsur-unsur teks berita yang telah didengarkan dan memberikan tanggapan mengenai sisi menarik dari peristiwa pada teks berita, sehingga layak atau menarik untuk diberitakan. “Berdasarkan teks berita yang telah kamu dengarkan sebelumnya, cobalah diskusikan hal-hal berikut ini. a. Peristiwa apa yang diberitakan dari teks tersebut? b. Menurutmu, apakah peristiwa tersebut menarik untuk diberitakan? Jelaskan! Uraian materi yang meminta siswa untuk mendiskusikan unsur-unsur teks berita berupa apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana merupakan ranah proses kognitif C4 atau menganalisis dengan kategori membedakan. Siswa diminta untuk memilah dan memilih bagian dari teks berita yang relevan dan tidak relevan dengan unsur-unsur berita apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana. Proses selanjutnya siswa diminta untuk memilih bagian yang relevan dengan unsur-unsur berita. Uraian materi yang meminta siswa untuk mendiskusikan tanggapan mengenai mengenai sisi menarik dari peristiwa pada teks berita, sehingga layak atau menarik untuk diberitakan merupakan ranah proses kognitif C5 atau mengevaluasi. Uraian materi ini secara spesifik termasuk dalam kategori mengkritik. Proses evaluasi ini menilai pada sisi eksternal pada teks berita tersebut. Uraian materi yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi selanjutnya terdapat pada halaman 37 yang memuat materi dengan judul “Menyajikan Gagasan, Pesan, dan Ajakan dalam bentuk Iklan, Slogan, dan Poster”. Uraian materi tersebut hanya dijelaskan secara singkat mengenai efektifitas menyajikan gagasan, pesan dan ajakan melalui iklan. Langkah selanjutnya dalam uraian materi tersebut siswa diminta secara mandiri untuk menulis teks iklan. Uraian materi yang meminta siswa untuk menulis teks iklan, memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah proses kognitif C6 atau mencipta. …“Sekarang kita akan mencoba menulis iklan kita sendiri!”… Terdapat persamaan dan perbedaan muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada uraian materi di buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga. Persamaan penyajian uraian materi tersebut terdapat pada pola penjelasan materi secara singkat dan secara mandiri siswa mengerjakan soal latihan untuk menemukan konsep materi secara mendalam. Perbedaan terdapat pada buku Bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kemendikbud disajikan uraian materi secara singkat kemudian pada materi tersebut terdapat beberapa pertanyaan dan perintah yang memicu siswa untuk berpikir bagaimana menyunting sebuah teks dan menulis sebuah puisi. Uraian materi pada buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga terdapat materi yang disajikan dengan diskusi secara langsung mengenai isi materi dan siswa diminta identifikasi teks secara langsung untuk mengetahui isi materi. Pola-pola di atas menunjukkan uraian materi yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak dijelaskan secara langsung kepada siswa. Hal ini selaras dengan pendapat Merta et al., 2019 bahwa “pada prinsipnya higher order thinking adalah cara berpikir logis atau proses penalaran, dan lebih lanjut menyebutkan bahwa uraian materi yang akan ditanyakan yang sesuai untuk soal penalaran tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran”. Resnick Badjeber et al., 2018 menjelaskan bahwa “HOT merupakan masalah tidak dapat langsung menggunakan rumus dalam penyelesaiannya, masalah yang 60 kompleks, memiliki banyak solusi, membutuhkan interpretasi serta membutuhkan usaha yang keras dalam mengaitkan untuk mengambil keputusan”. Uraian materi secara langsung disampaikan kepada siswa bukan merupakan kategori yang dapat melatihkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Hal ini disebabkan siswa secara langsung dapat menyelesaikan masalah atau memiliki solusi tanpa membutuhkan usaha dan interpretasi dari siswa untuk dapat mengambil keputusan mengenai konsep dalam materi pelajaran. Hasil penelitian muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada buku Kemdikbud dan Erlangga pada uraian materi sebagian besar belum memuat keterampilan berpikir tingkat, sebab uraian materi pada kedua buku tersebut sebagian besar dijelaskan secara langsung. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang berjudul “Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia Kelas V MI/SD Berbasis HOTS Higher Order Thinking Skills” oleh Wandini et al., 2021 yang menunjukkan bahwa buku tematik kelas V kurikulum 2013 belum memenuhi syarat bahan ajar yang berbasis HOTS sebab hasil menunjukkan 50% materi ajar yang disajikan masih berbasis LOTS Low Order Thinking Skills. Hasil penelitian yang berbeda dari Rahmi et al., 2020 dengan judul “Relevance of Bahasa Indonesia Main Materials with HOTS Higher Order Thinking Skills” menunjukkan bahwa pada buku tematik Bahasa Indonesia kelas IV sudah relevan dengan HOTS. 2. Muatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Contoh Latihan Buku Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Contoh soal latihan yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada buku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar 53% yakni 32 contoh dari total 60 contoh soal. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C4 atau menganalisis terdapat 25 contoh. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C5 atau mengevaluasi terdapat 3 contoh. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C6 atau mencipta terdapat 4 contoh. Contoh soal latihan yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C4 menganalisis terdapat pada proses identifikasi bagian yang menjadi daya tarik pada buku atau cerita fiksi. Proses identifikasi ini perlu memilah bagian dari unsur-unsur fiksi yang terdiri dari tema, penokohan, setting, alur, gaya bahasa dan amanat. Proses selanjutnya siswa diminta untuk dapat menganalisis bagian dari unsur-unsur tersebut yang menjadi daya tarik pada teks. “Cobalah selidiki kekhasannya. Bandingkanlah dengan kelompok-kelompok kata yang lain. Misalnya, dengan menyambungkan tali’, hidup sederhana’, hidup susah’. Dari cara itu, akan lebih tampak kekhasan kata-kata tersebut!” Contoh latihan ini memuat ranah kognitif C4 menganalisis dengan kategori membedakan. Contoh ini meminta siswa untuk memilah bagian yang menjadi daya tarik atau kekhasan dan bagian yang bukan merupakan daya tarik pada bahasa teks fiksi yang disajikan. Proses selanjutnya siswa diminta untuk memilih bagian yang menjadi daya tarik atau kekhasan pada teks fiksi. Contoh soal latihan yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C5 mengevaluasi terdapat pada proses memberikan tanggapan berupa kritik atau komentar mengenai suatu berita. Contoh ini menggambarkan tanggapan berita mengenai aspek isi, struktur dan kebahasaan yang digunakan. Aspek tanggapan berupa isi, struktur dan kebahasaan pada berita termasuk dalam unsur internal dalam teks berita, sehingga contoh soal ini termasuk dalam kategori memeriksa. a. “Saya kira informasi yang disampaikan berita itu cukup akurat karena isinya tidak jauh berbeda dengan informasi-informasi yang disampaikan sumber berita lain. b. Informasi yang disampaikan berita tadi malam masih diragukan kebenarannya… c. Bahasa yang disampaikan berita itu cukup jelas. Sebagai pendengar, mudah untuk memahami informasi yang disampaikan penyampai berita. ….Contoh a dan b merupakan tanggapan berkaitan dengan isi dan struktur berita. Contoh c berkaitan dengan aspek bahasanya.” 61 Contoh latihan dalam ranah proses kognitif C6 mencipta terdapat pada langkah-langkah penulisan iklan. Proses penulisan iklan tersebut termasuk dalam kategori merencanakan. Kategori merencanakan merupakan proses merencanakan metode penyelesaian masalah produk atau jasa yang telah ditentukan. Metode dalam contoh latihan di atas meliputi langkah-langkah menulis iklan yang terdiri dari membuat pernyataan yang menarik perhatian khalayak, menewarkan solusi, menunjukkan bukti, dan mengajukan harga yang diinginkan. a. “Mulailah iklan dengan pernyataan yang menarik perhatian khalayak. Misalnya, “Anda ingin menurunkan berat badan?” b. Menawarkan solusi Misalnya, “Penyembuhan nondiet cara baru ini bergantung pada pikiran Anda… c. Menunjukkan bukti “Riset memperlihatkan bahwa berat badan orang-orang turun sekitar 13 kg setelah menggunakan metode ini.” d. Mengajukan harga “Klik di sini untuk membayar sejumlah…” Buku Terbitan Erlangga Contoh soal latihan yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada buku Bahasa Indonesia Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga sebesar 44% yakni berjumlah 15 dari total 34 contoh. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C4 atau menganalisis terdapat 13 contoh. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C6 atau mencipta terdapat 2 contoh. Contoh soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C5 atau mengevaluasi tidak terdapat pada buku ini. Contoh latihan soal yang memuat ranah proses kognitif C4 analisis terdapat pada analisis struktur fisik pada puisi. Contoh latihan soal ini menggambarkan proses memilah bagian-bagian yang relevan dan tidak relevan dengan struktur fisik puisi yang terdiri dari diksi, imaji atau citraan, tipografi atau perwajahan, rima dan ritme penyair serta majas atau gaya bahasa pada teks puisi. Proses selanjutnya siswa memilih bagian yang relevan dengan struktur fisik puisi tersebut. 1. “Diksi pilihan kata Penyair memilih kata “menyindir” untuk menggambarkan kesenjangan antara gemerlapnya kota dan kemiskinan.” 2. “Imaji Citraan” “Penyair menggunakan citraan penglihatan melalui kata mengalir’.” 3. “Tipografi perwajahan” “Penulisan puisi di awali huruf besar setiap awal baris.” 4. “Rima dan ritme” “Penyair menggunakan persamaan bunyi rima vertical dengan bunyi akhir ir’.” 5. “Majas gaya bahasa” “Penggunaan majas personifikasi Sungai mengalir menyindir gedung-gedung kota besar’.” B2. 73 Contoh latihan yang memuat proses kognitif ranah mencipta C6 berisi langkah-langkah penyajian teks berita. Langkah penentuan inti informasi termasuk dalam kategori merumuskan, yakni proses menggambarkan dan membuat pilihan masalah atau hipotesis dengan kriteria-kriteria tertentu. Proses merumuskan pada contoh di atas berisi tentang “Pelajar SMA menciptakan robot”. Langkah menyusun kerangka berita termasuk dalam kategori merencanakan, yakni merencanakan metode untuk penyelesaian masalah. Langkah mengembangan kerangka berita, menjadi teks berita secara 62 utuh termasuk dalam kategori memproduksi, yakni proses melaksanakan rencana dalam bentuk kerangka berita untuk menyelesaikan masalah. “Berikut contoh informasi yang layak untuk diangkat menjadi berita. Pelajar SMA menciptakan robot Apa peristiwa yang terjadi? Pelajar SMA membuat robot bebas polusi Mengapa peristiwa tersebut diperlukan Sebagai mengekspresikan kreativitas, komunikasi antarsekolah serta perkembangan iptek. Contoh pengembangannya. Pelajar SMA Muhammadiyah II Sidoharjo berhasil menciptakan robot transportasi tanpa mengeluarkan polusi. Robot ini juga membawa pelajar SMA tersebut menjadi juara tingkat nasional yang diadakan di Universitas Indonesia…” B2. 18-19 Terdapat persamaan dan perbedaan muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada contoh soal latihan di buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga. Persamaan pada kedua buku tersebut terdapat pada contoh soal latihan dengan karakteristik pemecahan masalah tidak rutin pada topik. Putri Sekaran et al., 2018 menyebutkan “masalah non-rutin lebih kompleks daripada masalah rutin, sehingga strategi untuk memecahkan masalah mungkin tidak bisa muncul secara langsung, dan membutuhkan tingkat kreativitas dan orisinalitas yang tinggi dari si pemecah masalah solver”. Hal ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif pada siswa, sesuai dengan pendapat Moma Sukenti, 2018 berberpikir kreatif ialah “ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif mencerminkan orisinalitas dari individu.” Perbedaan pada kedua buku tersebut, yakni pada buku Mahir Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga terdapat contoh soal yang memiliki karakteristik pemecahan masalah tidak rutin pada topik dan materi, sedangkan pada buku Bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada contoh latihan yang memuat karakteristik pemecahan masalah tidak rutin pada topik saja. Perbedaan lain pada kedua buku tersebut yakni, pada buku Bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan didominasi oleh soal latihan yang memiliki bentuk soal yang sama dengan contoh soal latihan, sedangkan buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga terdapat lebih banyak soal latihan yang memiliki bentuk soal yang berbeda dengan contoh soal latihan. Bentuk contoh soal latihan yang berbeda pada buku bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berbentuk soal pilihan ganda kompleks benar/salah, atau ya/tidak, sedangkan pada buku Mahir Berbahasa Indonesia, soal latihan pada uji kompetensi bagian A dan pada Ujian Akhir Semester bagian A memiliki bentuk soal pilihan ganda. 3. Muatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Soal Latihan Buku Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada soal latihan buku Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebesar 38,9% yakni berjumlah 131 dari 342 total soal, dengan rincian pada ranah kognitif C4 atau menganalisis 54%, ranah kognitif C5 atau mengevaluasi 34%, ranah kognitif C6 atau mencipta terdapat 12%. Soal latihan pada ranah kognitif C4 menganalisis terdapat pada soal latihan yang meminta siswa untuk mengidentifikasi pola pengembangan paragraf. Soal ini juga meminta siswa untuk membuktikan suatu teks merupakan jenis teks tertentu. Soal latihan ini secara spesifik termasuk dalam kategori mengorganisasi. “Menggunakan pola apakah pengembangan cuplikan-cuplikan teks di bawah ini? Diskusikanlah dengan teman-temanmu!” Siswa mengidentifikasi bagaimana kalimat-kalimat membentuk suatu paragraf teks eksposisi yang koheren, dengan memperhatikan jenis pola pengembangan paragraf tersebut merupakan pola pengembangan kausalitas atau pola pengembangan kronologis. Pola pengembangan paragraf kausalitas berisi kalimat yang akan menjawab pertanyaan mengapa. Pola pengembangan paragraf kronologis berisi kalimat yang akan menjawab pertanyaan bagaimana. Soal yang terdapat pada ranah proses kognitif C5 mengevaluasi dalam kategori memeriksa terdapat pada soal yang meminta siswa untuk menilai pekerjaan teman dengan kriteria-kriteria tertentu. Penilaian-penilaian tersebut berupa mengidentifikasi kata baku dan tidak baku pada teks, menganalisis kelebihan dan kekurangan pada teks. Proses ini melatih siswa untuk berpikir kritis. “Mintalah teman-teman untuk mengomentarinya berdasarkan aspek a. Keaslian gagasan/perasaan; b. Variasi citraan visual, auditif, kinestetis; c. Keindahan kata-kata; dan kepadatan makna.” Soal tersebut memuat soal yang meminta soal yang meminta siswa untuk mengomentari puisi yang telah disusun oleh teman. Penilaian pada soal tersebut berdasarkan aspek keaslian gagasan/perasaan, variasi citraan, keindahan kata-kata, kepadatan makna. Aspek penilaian tersebut merupakan unsur-unsur internal pada puisi yang telah disusun siswa, sehingga soal ini termasuk dalam kategori memeriksa. Soal yang memuat ranah kognitif C6 mencipta terdapat pada soal yang meminta siswa untuk menyusun teks persuasi. Soal ini memuat seluruh kategori dalam ranah C6 mencipta. Kategori- kategori tersebut adalah termasuk dalam kategori merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. “Buatlah teks persuasif dengan langkah-langkah sebagai berikut! 1. Menentukan tema atau bujukan utamanya. 2. Mencatat perincian-perincian yang mengarahkan pada ajakan itu yang berupa fakta/pendapat. 3. Menyusun pendapat, fakta, dan rumusan ajakan sesuai dengan struktur teks persuasif sebagai berikut. 4. Mengembangkan kerangka tersebut menjadi teks persuasi yang lengkap dengan memperhatikan kaidah kebahasaanya.” Kategori merumuskan terdapat pada perintah yang meminta siswa untuk mementukan tema atau bujuan utama pada teks. Kategori merencanakan siswa diminta untuk mencatat perincian-perincian yang mengarah pada ajakan berupa fakta atau pendapat dan menyusun kerangka teks sesuai dengan struktur. Kategori memproduksi terdapat pada perintah untuk mengembangkan kerangka teks menjadi teks persuasi yang lengkap dengan memperhatikan kaidah kebahasaan. Buku Terbitan Erlangga Muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada soal latihan buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga sebesar 33,2% yakni berjumlah 167 dari total 503 soal. dengan rincian ranah kognitif C4 atau menganalisis sebesar 62,8%, ranah kognitif C5 atau mengevaluasi sebesar 19,7%, dan ranah kognitif C6 atau mencipta sebesar 17,3%. Soal latihan yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada ranah kognitif C4 menganalisis di dominasi pada pada soal latihan yang meminta siswa untuk mengidentifikasi unsur-unsur, struktur, dan kebahasaan pada teks. Soal-soal tersebut termasuk dalam ranah kognitif C4 64 menganalisis dengan kategori membedakan. Salah satu soal tersebut adalah meminta siswa untuk menentukan struktur teks eksplanasi. “Tentukan struktur teks eksplanasi tersebut!” B3. 126 Soal ini merupakan proses kognitif ranah C4 menganalisis kategori membedakan. Siswa diminta untuk dapat memilah teks eksplanasi yang relevan dan tidak relevan dengan bagian-bagain struktur teks eksplanasi. Bagian-bagian tersebut ialah judul, pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. Proses selanjutnya siswa diminta untuk memilih bagian-bagian struktur teks eksplanasi yang relevan. Soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada C5 mengevaluasi terdapat pada soal yang meminta siswa untuk menanggapi ajakan yang ditulis oleh penulis. Ajakan tersebut mengenai ketertiban dan rasa nyaman di sekolah dimulai dari sikap disiplin pada diri sendiri. Soal ini melatih siswa untuk berpikir secara kritis. “Sebagai siswa, bagaimana tanggapanmu tentang ajakan tersebut?” Soal tersebut termasuk dalam ranah proses kognitif mengevaluasi dengan kategori mengkritik. Hal ini dikarenakan siswa memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar eksternal dari teks persuasi yang disajikan. Penilaian berdasarkan kriteria dan standar eksternal tersebut terkait dengan keefektifan solusi yang diberikan penulis mengenai kedisiplinan di sekolah. Soal yang memuat keterampilan berpikir tingkat tinggi pada C6 menciptakan, siswa diminta untuk mencipta teks, mempraktekkan drama, merumuskan masalah dan menemukan solusi. Soal latihan pada ranah kognitif ini memuat kategori merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Proses pada latihan soal ini melatih berpikir kreatif pada siswa. Soal ini berisikan tahapan-tahapan dalam penulisan teks eksposisi. Tahap siswa menentukan topik teks eksposisi dan mengemukakan pendapat yang disertai fakta, contoh, bukti atau pendapat pendukung yang sesuai dengan topik merupakan jenis soal mencipta dengan subkategori merumuskan. Tahap siswa diminta untuk membuat kerangka karangan merupakan jenis soal mencipta dengan sub kategori merencanakan. Tahap siswa diminta untuk mengembangkan kerangka tulisan menjadi teks eksposisi yang utuh merupakan jenis soal mencipta dengan kategori memproduksi. 1. “Susunlah sebuah teks eksposisi berdasarkan salah satu topik... 2. Berdasarkan topik yang telah kamu pilih, kemukakan pendapatmu disertai fakta, contoh, bukti, atau pendapat yang mendukung pendapatmu. 3. Berdasarkan pendapat dan fakta, contoh, bukti, atau pendapat pakar yang telah kamu kumpulkan, buatlah kerangka karangan. 4. Kembangkan kerangka tulisanmu menjadi teks eksposisi yang utuh dan lengkap.” Hasil dari kedua buku teks tersebut didominasi oleh soal latihan yang memuat ranah proses kognitif C4 atau menganalisis. Hal ini selaras dengan penelitian dari Suvina & Ramly, 2021 yang berjudul “Analisis Pertanyaan HOTS Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas X Terbitan Erlangga” yang di dominasi oleh C4 atau menganalisis. Suvina dan Ramly lebih lanjut menjelaskan maksud pertanyaan menganalisis lebih mendominasi “agar siswa dapat menentukan informasi yang mereka peroleh, menentukan bagaimana mengatur informasi tersebut serta tujuan dari informasi tersebut” Hasil penelitian lain yan dari Permatasari, 2021 yang berjudul “Distribusi Pertanyaan Higher Order Thinking Skill HOTS pada Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Kurikulum 2013” menunjukkan pertanyaan HOTS C4 atau menganalisis sebesar 54,24 %. Pendapat dari Anderson dan Krathwohl 2010 120 menyebutkan “meningkatkan keterampilan siswa dalam menganalisis materi pelajaran merupakan tujuan dalam banyak bidang studi. Guru-guru sains, ilmu sosial, humaniora, dan kesenian kerap kali menjadikan “belajar menganalisis” sebagai salah satu 65 tujuan pokok mereka.” Hasil dari kedua buku teks yang menyajikan soal latihan dengan dominasi ranah proses kognitif C4 atau menganalisis dapat disimpulkan telah memuat tujuan pokok dalam pembelajaran. Buku Bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga memiliki bentuk soal yang lebih beragam dibandingkan dengan buku Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Bentuk soal yang beragam merupakan salah satu karakteristik soal yang bermuatan keterampilan berpikir tinggkat tinggi. Hal ini terdapat pada Kemendikbud Fanani, 2018 yang menyebutkan bahwa “bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes soal-soal HOTS sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan agar dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes”. Soal latihan dalam buku Bahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga dapat memberikan informasi secara rinci mengenai kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Soal latihan pada kedua buku teks yang meminta siswa untuk mengerjakan secara berkelompok memuat keterampilan 4C Creativity, Critical Thingking, Collaboration, Communication. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi yang diterbitkan oleh Direktoral Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 2018 14 menyebutkan bahwa kompetensi keterampilan 4Cs termasuk dalam salah satu konsep pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut juga disampaikan pada hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII bahwa soal dalam buku teks yang meminta siswa untuk mengerjakan soal secara berkelompok memuat kompetensi keterampilan 4Cs. Proses mengerjakan soal secara berkelompok terdapat kegiatan diskusi yang dapat melatih siswa untuk berpikir kritis. Kerjasama dalam berkelompok menunjukkan kegiatan yang kolaboratif. Kegiatan siswa saat menyajikan hasil kerja kelompok dengan cara presentasi dan memberikan tanggapan merupakan kegiatan yang komunikatif. Soal-soal yang meminta siswa untuk mencipta berbagai teks merupakan suatu kegiatan yang melatih kreativitas siswa. Temuan penelitian ini yang menunjukkan muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih banyak terdapat pada buku teks yang diterbitkan pemerintah daripada non-pemerintah. Hal itu sejalan dengan hasil penelitian Analisis Soal HOTS pada Buku Siswa Tokoh Penjelajah Angkasa Luar oleh Wasifatun Najiroh, 2011 menemukan buku terbitan pemerintah yang sudah lolos seleksi kualitasnya lebih baik. Bentuk soal yang memuat HOTS memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan soal LOTS, yakni soal keseluruhan 120 butir soal dengan bentuk uraian dengan 63 butir soal HOTS dan 57 butir soal LOTS. Penelitian lain yang dilakukan oleh Azam & Rokhimawan, 2020 juga menemukan analisis pada buku guru dan siswa dapat disimpulkan keseluruhan materi IPA kelas IV pada buku tematik terpadu revisi 2017 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah relevan dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut terlihat pada kegiatan pembelajaran buku guru dan siswa yang menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi dan pembelajaran yang diajarkan bersifat konstektual. SIMPULAN Muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada uraian materi buku Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebesar 3,8%, buku Mahir Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga sebesar 12,6%. Muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada contoh latihan buku Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebesar 53%, buku Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga sebesar 44%. Muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada soal latihan buku Bahasa Indonesia Kelas VIII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebesar 38,9%, buku Mahir Berbahasa Indonesia kelas VIII yang diterbitkan oleh Erlangga sebesar 33,2%. Hasil penelitian ini menunjukkan muatan keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih banyak terdapat pada buku teks yang diterbitkan pemerintah daripada non-pemerintah. Hasil penelitian pada buku terbitan Erlangga menunjukkan informasi secara rinci mengenai kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Penyajian buku terbitan Erlangga pada uraian materi lebih banyak menuntut siswa untuk mengeksplorasi secara mandiri, contoh soal latihan terdapat pemecahan masalah non-rutin pada topik dan materi serta memiliki bentuk soal latihan yang beragam. 66 DAFTAR PUSTAKA Anderson, dan Krathwohl, 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Bahasa Indonesia. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Budiyono. 2017. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta UNS Press. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nomor 22 Tahun 2016. Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Abosalem, Y. 2015. Assessment techniques and students’ higher-order thinking skills. ICSIT 2018 - 9th International Conference on Society and Information Technologies, Proceedings, March, 61–66. Azam, I. F., & Rokhimawan, M. A. 2020. Analisis Materi IPA Kelas IV Tema Indahnya Kebersamaan dengan HOTS. Jurnal Ilmiah Didaktika Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 211. Badjeber, R., Purwaningrum, J. P., Studi, P., Matematika, P., Alkhairaat, U., Studi, P., Matematika, P., & Kudus, U. M. 2018. Pengembangan Higher Order Thinking Skills. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 11, 36–43. Fanani, M. Z. 2018. Strategi Pengembangan Soal Hots Pada Kurikulum 2013. Edudeena, 21, 57–76. Fauziyah, U. S. 2020. Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia Pada Buku Tematik Kelas Iii Mi/Sd Revisi 2018. EduHumaniora Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 122, 91–100. Karim, F. A., & Puteh, M. 2019. The Development of Higher Order Thinking Skills HOTS Assessment Instrument for Word Problems. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 96, 1079–1083. Kurniati, D., Harimukti, R., & Jamil, N. A. 2016. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP di Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar PISA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 202, 142–155. Mandini, G. W., & Hartono, H. 2018. Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal HOTS Model TIMSS dan Kepercayaan Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama. Pythagoras Jurnal Pendidikan Matematika, 132, 148–157. Merta, I. W., Lestari, N., & Setiadi, D. 2019. Teknik Penyusunan Instrumen Higher Order Thinking Skills HOTS bagi Guru -Guru SMP Rayon 7 Mataram. Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat, 21, 48–53. Penelitian Pendidikan, J., Andrean, S., Sufyan Ats-Tsauri, M., & Farizal, M. 2020. Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia Pada Buku Ajar Tematik Kelas IV Edisi Revisi 2018. Pedagogik, 72. Permatasari, I. 2021. Distribusi Pertanyaan Higher Order Thinking Skill HOTS pada Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Kurikulum 2013. Nuances of Indonesian Language, 21. Purbaningrum, K. A. 2017. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika, 102, 40–49. Rahmawati, G. 2016. Buku Teks Pelajaran Sebagai Sumber Belajar Siswa di Perpustakaan Sekolah di Sman 3 Bandung. Edulib, 51, 102–113. Rahmi, R., Nurhalizha, I., & Nabila, N. 2020. Relevance Of Bahasa Indonesia Main Materials With HOTS Higher Order Thinking Skills. Al-Bidayah Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 121, 83–96. Sekaran, Holliday, C. O. J., Schmidheiny, S., Watts, P., Schmidheiny, S., Watts, P., Montgomery, H., Pmi, University of Pretoria, Gentry, R. R., Lester, S. E., Kappel, C. V., White, C., Bell, T. W., Stevens, J., Gaines, S. D., Zavadskas, E. K., Cavallaro, F., Podvezko, V. Branch, B. 2018. Pakistan Research Journal of Management Sciences, 75, 1–2. Siagian, B. A. 2013. Analisis Kesesuaian Isi Buku Teks Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN, 32006, 77–87. 67 Sofyan, F. A. 2019. Implementasi HOTS Pada Kurikulum 2013. Inventa, 31, 1–9. Sukenti, D. 2018. Pengembangan Berpikir Kreatif Melalui Penguatan Kepercayaan Diri Mahasiswa. Geram, 61, 9–16. Sumaryanta. 2018. Penilaian HOTS Dalam Pembelajaran Matematika. Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education, 88, 500–509. Suvina, N., & Ramly, R. 2021. Analisis Pertanyaan Hots Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas X Terbitan Erlangga. Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia, 21. Wahid, A. H., & Karimah, R. A. 2018. Integrasi High Order Thinking Skill HOTS dengan Model Creative Problem Solving. Modeling. Jurnal Program Studi PGMI, 51, 82–98. Wandini, R. R., Siregar, T. R. A., & Iskandar, W. 2021. Analisis Materi Pokok Bahasa Indonesia Kelas V MI/SD Berbasis HOTS Higher Order Thinking Skills. Al-Madrasah Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah, 52, 156–166. Wasifatun Najiroh, M. A. 2011. Pendidikan Dasar. Pendidikan Dasar, 2Penilaian, 2–6. Yuniar, M., Rakhmat, C., & Saepulrohman. 2015. Analisis HOTS High Order Thinking Skills pada Soal Objektif Tes dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 22, 187–195. Reginata Jenike MhbMuhammad MukhlisTujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengembangkan kompetensi 4C dalam pembelajaran abad 21 yang tertuang dalam buku ajar Kelas X SMA/SMK terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penelitian ini mengadopsi metode analisis isi yang secara keseluruhan bersifat kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan asersi atau uraian menyeluruh dalam buku teks bahasa Indonesia kategori X dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menetapkan status topik. Peneliti ingin menentukan apakah keadaan subjek sesuai dengan buku teks. Penelitian ini menggunakan soal dan latihan dari buku teks SMA/SMK Kelas X yang ditulis, diterbitkan, dan didistribusikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai data primer. Penelitian ini menggunakan buku pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X yang didistribusikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut hasil penelitian ini, buku teks bahasa Indonesia SMA/SMK X terbitan Kemendikbud mengembangkan persentase keterampilan sebagai berikut 42% keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, 38% kreativitas dan orisinalitas, 14% menggunakan 7 % untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi dan 7% untuk komunikasi. Angka-angka ini berasal dari penelitian yang SuvinaRamly RamlyAnalisis Pertanyaan HOTS Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK/MAK Kelas X Terbitan Erlangga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan mendeskripsikan wujud dan proporsi pertanyaan HOTS dalam buku teks. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan kutip. Teknik analisis datanya adalah statistik deskriptif. Peneliti mendeskripsikan data pertanyaan berdasarkan jumlah persentase sehingga tergambar wujud pertanyaan yang sesuai dengan Taksonomi Bloom Revisi Anderson dan Krathwohl, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 60 pertanyaan HOTS dengan proporsi 38 pertanyaan menganalisis, 22 pertanyaan mengevaluasi, dan tidak ditemukan pertanyaan ini bertujuan untuk menganalisis materi IPA kelas IV tema indahnya kebersamaan dengan HOTS. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi pustaka library research. Data primer yang digunakan adalah buku tematik buku guru dan buku siswa pada halaman 1-168, kelas IV tema indahnya kebersamaan dengan 3 subtema, kompetensi inti, kompetensi dasar. Kemudian merumuskan indikator sesuai taksonomi bloom C4-C6. sedangkan data sekundernya adalah teori-teori maupun gagasan dari buku dan jurnal ilmiah yang relevan. Analisis data dilakukan dengan analisis isi content analysis. Teknik analisis data yang terkumpul berupa tulisan yang menjadi dasar analisis mengacu pda instrumen buku Tematik. Hasil penilitan menunjukkan bahwa terdapat 26 indikator yang memuat HOTS, yaitu 9 indikator di subtema 1, 8 indikator di subtema 2, dan 9 indikator di subtema 3. Materi IPA yang terdapat dalam buku tematik kelas IV edisi revisi 2017 terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut sudah relevan dengan Salma FauziyahPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi dari materi bahasa Indonesia pada buku tematik kelas 3 revisi 2018 dengan beberapa aspek yaitu ruang lingkup materi berdasarkan Permendikbud No 21 tahun 2016; HOTS Higher Order Thinking Skills; 4Cs creative thinking, critical thinking, communication, collaboration; literasi membaca-menulis; literasi digital. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis analisis wacana pada materi bahasa Indonesia di buku tematik kelas 3 revisi 2018. Hasil penelitian menunjukkan adanya relevansi antara materi bahasa Indonesia pada buku tematik kelas 3 revisi 2018 dengan aspek yang sudah disebutkan dengan hasil 46% materi sudah disajikan, keterampilan HOTS tidak imbang karena mayoritas critical thinking yaitu 66,7% dan decision making tidak ada, keterampilan 4Cs sudah merata meski critical thinking lebih banyak yaitu 40,5%, literasi membaca persentasenya 78,9% dan literasi menulis 21,1%, literasi digital dibahas pada satu bagian tersendiri yaitu pada tema 7 subtema 3 meskipun materinya masih tahap pengenalan. Secara keseluruhan materi bahasa Indonesia pada buku tematik kelas 3 sudah cukup relevan dengan aspek-aspek yang berkaitan meski ada yang masih kurang merata pada beberapa aspek. Rina RahmiIin NurhalizhaNasrin NabilaThis article aims to analyze the relevance of Bahasa Indonesian subject matter revised of 2017 Integrated Thematic book for Grade IV at semester one published by the Ministry of Education and Culture MOEC with High Order Thinking Skills HOTS. This research was conducted because HOTS is one of the necessary skills in the 21st century so that the material of Bahasa Indonesian subject matter in the thematic teaching book must be relevant to HOTS because the teaching material is one aspect that affects the implementation of learning activities. A descriptive qualitative was applied to conduct this study. The primary data source was Thematic Books both for teacher and student for semester one at Grade IV of primary school. Data were analyzed using a content analysis based on Bloom's taxonomy theory because the theory makes the level of human thinking level from the lowest to the highest. The results showed 27 indicators that contain HOTS, which are five indicators in theme 1, 3 indicators in theme 2, 6 indicators in theme 3, 8 indicators in theme 4, and 5 indicators in theme 5. Bahasa Indonesian subject matter contained in the integrated Grade IV of Revision 2017 published by Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan is relevant to Wulang MandiniHartono HartonoPenelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan siswa SMP di Kabupaten Wonosobo dalam menyelesaikan soal HOTS model TIMSS dan mendeskripsikan kepercayaan diri siswa SMP di Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini termasuk penelitian survei. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Wonosobo pada tahun pelajaran 2016/2017. Pengambilan sampel menggunakan metode stratified proportional random sampling dan diperoleh 99 siswa sebagai sampel yang terbagi dalam 4 sekolah, yaitu 1 sekolah kategori tinggi, 2 sekolah kategori sedang, dan 1 sekolah kategori rendah. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan menyelesaikan soal HOTS model TIMSS siswa SMP Kabupaten Wonosobo dalam kategori sedang 85,9%. Selanjutnya dilihat untuk masing-masing indikator dari soal HOTS model TIMSS, indikator memadukan/ mensintesis, menganalisis, memberikan alasan, dan menyelesaikan masalah non-rutin berada pada kategori sedang, hanya terdapat 1 indikator yang berada pada kategori rendah yaitu menggeneralisasi. Sedangkan untuk kepercayaan diri siswa SMP di Kabupaten Wonosobo berada pada kategori sedang 56,6%. Bila dilihat untuk masing-masing aspek, bahwa aspek keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, dan bertanggung jawab berada pada kategori sedang, untuk aspek rasional dan realistis berada pada kategori rendah An analysis of junior high school students’ability in solving HOTS model TIMSS and self-confidence Abstract The purpose of this study were to analyze the ability of junior high school students in Wonosobo to solve the HOTS model TIMSS problem and to describe the self-confidence of junior high school students in Wonosobo. This study was a survey. The population was all 8th grade of Wonosobo Junior High School in the academic year 2016/2017. Sampling used was stratified proportional random sampling method. The samples consisted of 99 students from 4 representative schools, namely 1 school for high category, 2 schools for medium cateogry, and 1school for low category. The results showed that the ability to solve the HOTS model TIMSS problem of junior high school students in Wonosobo was in the medium category Furthermore, for each indicator of HOTS model TIMSS problem, found that indicators integrate/ synthesize, analyze, justify, and solve non-routine problems were in medium category, there was only 1 indicator that in low category that is generalization. As for self-confidence of junior high school students in Wonosobo was in medium category When viewed from each aspects, aspect of belief in self-ability, optimist, objective, and responsible were in medium category, aspect of rational and realisticis was in low category. Yousef Mah. AbosalemAbstract Improving students’ higher-order thinking skills is a collective experience; one teacher of a specific subject cannot alone improve the higher-order thinking skills, and it is a collaborative process between all subjects’ teachers and can be taught for all levels of studying Lawson, 1993; Shellens, & Valcke, 2005. Moreover, Benjamin 2008 argues that these skills can be developed in a cumulative fashion as students’ progress through their courses and subjects and other experiences they get from their institutions. As well, by including their subjects by problem solving, critical thinking and decision making activities will help students enhance their higher-order thinking skills. In this paper a mathematics test in fractions was constructed and analyzed for both grades 8 and 9 to make sure how teacher-made tests are constructed and how much of them agreed with the Bloom’s Taxonomy levels. The test consists of five sections or content areas the test was analyzed according to the behavior matrix. The results showed that all test items measure the lower three levels in Bloom’s taxonomy which agrees with Stiggins, R. J., Griswold, M. M., and Wikelund, K. R. 1989 results that most of teacher-made tests measure the lower levels in Bloom’s taxonomy. Moreover, of the test items are applications and are recognition items. These numbers are consistent with Boyd 2008 study, which indicated that the majority of teachers’ assessment items focused on the lower levels of Bloom’s Taxonomy. Moreover, Boyd concluded that 87% of the teachers’ items that have participated in this study used level 1 of the taxonomy in 2003- 2004, and this percentage increased to 86% in 2005-2006. These numbers reflect the tendency of the assessment methods used in schools to ask students to recall information or to do routine question, which will not help students in improving their higher-order thinking Zainal FananiArtikel ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada guru tentang konsep dan karakteristik penilaian Higher Order Thinking Skills HOTS secara mendalam dan untuk meningkatkan keterampilan para guru dalam mengembangkan penilaian HOTS. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, artikel ini ditunjang dengan berbagai literatur yang bersumber dari jurnal penelitian, buku referensi, modul, internet, dan sumber lainnya yang relevan dengan topik pengembangan penilaian HOTS. Dari data yang berhasil dihimpun dari berbagai referensi dapat diperoleh gambaran sebagai berikut 1 penilaian HOTS adalah Soal-soal yang pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis analyzing-C4, mengevaluasi evaluating-C5, dan mengkreasi creating-C6. Karakteristik HOTS yaitu mengukur kemampuan berfikir tingkat tinggi, berbasis permasalahan kontekstual, tidak rutin tidak akrab, dan menggunakan bentuk soal yang beragam; 2 langkah menulis item soal HOTS adalah a menganalisis KD yang dapat dibuat item HOTS, b menyusun kisi-kisi soal, c memilih stimulus yang menarik dan kontekstual, d menulis butir pertanyaan yang sesuai dengan kisi-kisi, e membuat pedoman penskoran rubrik atau kunci jawaban; 3 Keuntungan dari penilaian HOTS adalah meningkat motivasi belajar siawa dan meningkatkan pencapaian hasil belajar; 4 Sedangkan strategi penyusunan soal-soal HOTS dilakukan dengan melibatkan seluruh komponen stakeholder di bidang pendidikan mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah, sesuai dengan tugas pokok dan kewenangan SukentiHis study aims to determine the level of self-confidence of students of Indonesian language and literacy education programs and to know the influence of self-confidence in creative thinking of students. This research uses correlation method with simple linear regression analysis. The sample used is 132 students of Indonesian language and literature study program. The results showed that the students' confidence level was in the high category with the mean obtained Based on the hypothesis test conducted to determine the effect of self-confidence to students' creative thinking obtained value F = value Sig. = P < This confirms that confidence has an influence on the creative thinking of the students of Faculty of Language and Literature Education Program. Based on statistical analysis, the research hypothesis is accepted, it means there is influence of self-confidence to creative thinking of Indonesian Language and Literature Education Study Program. The magnitude of the influence of self-confidence in student creative thinking illustrates that the value R = and the value R Square = This shows that the magnitude of the influence of self-confidence is which if it is minimized to be to the creative thinking of students of Indonesian Language and Literature Education Studies Program Faculty of Teacher Training and Education Islamic University of Riau.
1 Stabilitas emosi Hal pertama yang harus dimiliki agar kita menjadi orang sukses adalah kesehatan mental. "Kemampuan kita untuk tetap 'in check' dengan emosi kita sendiri adalah life skill terbaik yang kita miliki," papar Joshua Klapow, PhD, seorang psikolog klinis dan Associate Professor of Public Health di University of Alabama di Birmingham. Tentunya, Quipperian pernah mendengar istilah soft skill dan hard skill bukan? Hard skill adalah kemampuan yang bisa didapatkan dengan cara dipelajari dan dilatih, serta dapat diukur. Secara umum, hard skill bisa kamu dapatkan dan pelajari di sekolah, melalui buku atau pelatihan, serta pengalaman. Di dunia kerja nanti, hard skill memiliki peran penting dan jadi tolok ukur untuk menyeleksi kandidat yang potensial untuk mengisi pos-pos pekerjaan tertentu. Lalu, bagaimana dengan soft skill? Berbeda dengan hard skill, soft skill adalah kemampuan yang lebih sulit untuk diukur dan sifatnya subjektif. Namun, bukan berarti soft skill tidak bisa dilatih. Soft skill adalah kemampuan interpersonal dan lebih mengarah pada karakteristik serta bagaimana cara kamu bersikap, berinteraksi, dan berkomunikasi dengan orang lain. So, jangan sampai lupa ya! Bukan cuma hard skill, soft skill juga penting buat masa depan. Soft skill bisa sangat mendukung dan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan, dan juga di pekerjaan kelak. Kira-kira, soft skill apa saja sih yang harus kita miliki di zaman sekarang? Yuk, simak beberapa di antaranya! Daftar Soft skill yang Wajib Dimiliki 1. Komunikasi Soft skill wajib nomor satu yang harus dimiliki saat ini adalah komunikasi. Di mana saja kamu berada, kamu butuh untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain. Dengan teman, guru atau dosen, hingga rekan kerja dan bos kamu nantinya. Kedengarannya sih simple, tapi masih banyak lho yang sulit untuk menerapkan komunikasi yang baik. Mulai dari mendengarkan partner bicara, menjelaskan atau mengungkapkan sesuatu, menulis, hingga presentasi. Hayo, siapa nih di antara Quipperian yang masih suka deg-degan kalau disuruh berbicara di depan banyak orang? Yuk, dilatih biar komunikasi kamu makin baik! 2. Mampu bekerja sama Walaupun skill individu sangat penting, tapi jangan lupakan kemampuan bekerja sama, Quipperian. Kamu akan selalu membutuhkan kerja sama yang baik dengan partner atau rekanmu nanti. Untuk itu, diperlukan sebuah tim yang solid dan melengkapi satu sama lain. Kamu harus melatih diri untuk bisa menerima pendapat orang lain, berdiskusi dan mencapai solusi, menghargai perbedaan pendapat, serta berkontribusi sesuai kemampuanmu. Baca juga Ini 5 Soft Skills yang Paling Dibutuhkan di Dunia Kerja Tahun 2022 3. Beradaptasi Beradaptasi adalah soft skill wajib yang secara tidak sadar sudah kamu latih sejak dulu, lho. Setiap kita lulus dari satu jenjang pendidikan dan masuk ke jenjang berikutnya, kamu pasti mengalami masa-masa berkenalan dengan teman baru, belajar hal baru, membiasakan diri dengan situasi baru, dan lain-lain. Nah, orang-orang yang punya tingkat adaptasi lebih cepat dan tinggi akan lebih menguntungkan. Kamu bisa merasa nyaman dengan situasi apapun sehingga bisa mengeluarkan kemampuan terbaikmu. 4. Problem solving Di zaman sekarang, kamu tidak bisa jadi orang yang pasif. Sekolah, kampus, dan perusahaan mengajarkan kita untuk bisa selalu proaktif dan memberikan pendapat serta solusi terhadap sebuah masalah. Dengan terbiasa untuk mengutarakan pendapat dan menemukan masalah serta mencari solusinya, kamu akan jadi orang yang menonjol dan dicari banyak perusahaan. Jadi, jangan takut untuk mencoba memecahkan masalah dan terus pro-aktif ya! 5. Manajemen Anak muda harus punya skill manajemen yang baik. Bagi yang masih suka menunda mengerjakan tugas dan ketepatan dalam menentukan pembagian prioritas harus mulai belajar managing skill, ya. Kenapa? Karena kemampuan untuk merencanakan, membagi, dan mengeksekusi tugas diperlukan banget di dunia kerja nanti. Dengan demikian, pekerjaan kamu tidak akan keluar dari jadwal dan target yang sudah direncanakan. 6. Networking Selain komunikasi, networking atau kemampuan untuk memperluas koneksi dan relasi juga berguna untuk masa depanmu kelak. Pentingnya menjalin komunikasi dan hubungan baik dengan banyak orang dari berbagai bidang bisa membantu kamu nantinya. Mulai dari mencari pekerjaan, hubungan profesional, sampai kamu bisa belajar banyak hal baru dari teman-teman yang bekerja di bidang lain. 7. Leadership Leadership skill atau kepemimpinan juga perlu kamu latih nih, Quipperian. Tidak hanya dikhususkan untuk orang-orang yang punya jabatan tertentu, melainkan semua orang. Jika kamu punya kemampuan kepemimpinan yang tinggi, itu akan jadi nilai plus untukmu. Kamu akan bisa mengemban tugas dan tanggung jawab dengan baik, serta mampu mengkomunikasikannya kepada rekan satu tim. 8. Positif dan percaya diri Sikap positif dan percaya diri tidak bisa dianggap remeh. Percaya diri dan tidak mudah menyerah adalah hal-hal yang dimiliki oleh orang yang berpikiran positif. Dengan berpikiran positif, kamu akan lebih mudah untuk beradaptasi, bekerja sama, mampu mengerjakan tugas dan tantangan dengan baik, serta melakukan banyak hal positif lainnya, lho. Baca juga Ketahui Skill Istimewa Di Balik Kesuksesan Sekretaris 9. Mampu bekerja di bawah tekanan Semakin tinggi level pendidikan dan pekerjaan kamu nantinya, kamu akan banyak mengalami masa-masa di bawah tekanan nih, Quipperian. Namun, kamu harus yakin bahwa dengan kemampuan yang kamu miliki kamu bisa mengatasinya. Nah, kemampuan bekerja di bawah tekanan sangat penting untuk kamu kuasai. Agar kamu bisa selalu tenang dan menyelesaikan tugas dengan maksimal. 10. Etika Yang paling penting dan tidak boleh terlupakan, yaitu etika yang baik. Walaupun kamu pintar, memiliki kemampuan di atas rata-rata, dan beragam skill lainnya tapi tidak diimbangi dengan etika dan attitude yang baik, kamu bisa tidak disukai rekan kerja kamu nantinya. Jadi, belajar yuk untuk selalu menghargai orang lain, berkelakuan baik, punya semangat tinggi, dan terus berpikiran positif. 11. Kemampuan negosiasi Negosiasi merupakan salah satu bentuk implementasi dari skill komunikasi. Namun, dalam bernegosiasi ada juga strategi yang diterapkan karena tujuannya komunikasi yang terjadi bukan sebatas menyampaikan pesan, melainkan untuk mencapai kesepakatan. 12. Decision making Proses pengambilan keputusan kadang terkesan sangat berat tetapi harus dilakukan. Tidak semua orang mampu memilih keputusan terbaik entah itu untuk dirinya sendiri apa lagi untuk pihak lain. Namun, ketika berada di sebuah organisasi atau perusahaan, kamu sudah harus siap dengan kemampuan tersebut karena akan ada saatnya dimana kamu diminta untuk mengambil keputusan. Ada proses berpikir yang harus dilewati sebelum menentukan keputusan, mulai dari mendefinisikan persoalan dengan sejelas-jelasnya, kemudian menganalisa pro-kontra dari masing-masing keputusan, sampai dengan menyiapkan tindakan lanjutan terjadi hal yang tidak diinginkan sebagai dampak dari keputusan yang diambil. 13. Public speaking Tentunya kamu sudah nggak asing lagi kan dengan skill yang satu ini? Yup, sampai saat ini kemampuan public speaking masih menjadi hal yang sangat penting untuk kamu miliki. Skill ini akan sangat terpakai ketika kamu menjadi leader, di mana kamu akan tampil di media atau di forum-forum resmi untuk membawakan pidato ataupun bentuk speech lainnya. Dengan kemampuan public speaking yang baik, kamu bisa tampil dengan percaya diri dan membuat kagum semua orang. 14. Mampu berorientasi terhadap pelayanan Maksud dari berorientasi terhadap pelayanan adalah sikap yang ditunjukkan dalam bekerja dengan memberikan pelayanan terbaik kepada orang-orang yang bersinggungan dengan pekerjaan yang kamu miliki, entah itu atasan, partner kerja, mitra, hingga client. Sikap berorientasi pada pelayanan akan menumbuhkan kepuasan kepada orang yang kamu layani. Baca juga 5 Management Skills yang Harus Dimiliki Lulusan Life-Sciences 15. Kecerdasan emosional Kecerdasan emosional yang baik dapat membuatmu dengan mudah mengidentifikasi dan mengontrol emosi sehingga kamu bisa tetap tenang ketika sedang bekerja di bawah tekanan dan bisa lebih objektif dalam menyelesaikan permasalahan. Nah, itulah beberapa soft skill wajib yang penting banget untuk kamu latih, Quipperian. Ayo semangat, ya! Lalu buat Quipperian yang ingin tahu lebih dalam mengenai potensi yang ada dalam diri, bisa banget nih kamu lakukan Tes Minat dan Bakat di platform Quipper Campus dengan mengklik tombol di bawah ini. Selain itu, Quipper Campus juga menyediakan tes-tes lainnya untuk memantau beberapa soft skill yang ada dalam dirimu. Penulis Kiram Diperbaharui oleh Mawardi Janitra
Apakekuatan magang? DO-IT Ambassador: Berikut adalah beberapa kualitas magang yang baik yang diyakini penting oleh profesor saya dari sekolah sarjana dan pascasarjana: Keterampilan interpersonal yang kuat. Kemampuan untuk multi-tugas. Menerima kritik yang membangun dengan baik. Keterampilan menulis yang kuat. Ketepatan waktu. Komunikasi yang
Pengertian Hard Skills dan Soft Skills Apa itu hard skills dan soft skills? Singkatnya, hard skills adalah kemampuan khusus seseorang yang berkaitan dengan metode atau teknik. Sementara soft skills adalah kemampuan yang sangat berkaitan dengan kepribadian seseorang dalam bersikap dan berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk mengetahui secara detail mengenai pengertian kedua keterampilan tersebut, simak penjelasannya berikut ini. Hard Skills Hard skills adalah pengetahuan dan kemampuan khusus yang kamu pelajari melalui pendidikan formal atau pelatihan, kelas online, kursus, atau program sertifikasi. Kemampuan ini sering juga disebut sebagai keterampilan teknis karena berkaitan dengan pemahaman dan kemahiran seseorang dalam aktivitas spesifik yang melibatkan metode, proses, prosedur, atau teknik. Kemampuan ini dapat diukur karena dapat dipraktikkan secara langsung. Contoh hard skills yang dibutuhkan banyak orang adalah keterampilan teknis, keterampilan berbahasa asing, keterampilan manajemen, keterampilan analisis data, dan masih banyak lagi. Soft Skills Soft skills adalah keterampilan yang terbentuk karena kebiasaan dan sangat berkaitan dengan kepribadian seseorang dalam bersikap, berinteraksi, dan berkomunikasi. Berbeda dari hard skills yang dapat diukur dan dipraktikkan secara langsung, keterampilan yang satu ini bersifat abstrak, Pahamifren. Soft skills baru dapat dilihat seiring waktu dan saat kamu berhadapan dengan situasi tertentu. Misalnya, saat kamu bekerja dalam tim, soft skills kamu berupa keterampilan bekerja sama dan berkomunikasi dengan anggota tim kamu baru akan terlihat. Soft skills contohnya, seperti keterampilan berkomunikasi, bekerja sama, berpikir kritis, manajemen waktu yang baik, mampu memecahkan masalah yang kompleks, kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, etos kerja, dan sebagainya. Seberapa Penting Kemampuan Ini? Seperti yang dibahas sebelumnya, kedua keterampilan ini sangat penting dalam kehidupan kamu, Pahamifren. Dalam dunia kuliah, hard skills yang kamu miliki bisa diukur dari pemahaman kamu terhadap mata kuliah di program studi yang kamu ambil. Semakin dalam pemahaman kamu mengenai materi-materi di program studi tersebut, maka akan semakin baik hard skills yang kamu miliki. Indeks Prestasi IP dan Indeks Prestasi Kumulatif IPK pun juga akan semakin bagus. Nah, kalau dalam dunia kerja, biasanya perusahaan akan merekrut pegawai yang memiliki hard skills sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Kamu bisa melamar pekerjaan itu kalau hard skills yang dibutuhkan perusahaan sesuai dengan yang kamu miliki. Kalau hard skills kamu mumpuni, kamu akan dianggap sebagai calon pegawai potensial dan berpeluang besar diterima kerja di perusahaan tersebut. Tapi, bukan hanya hard skills yang menentukan apakah kamu diterima di sebuah perusahaan atau tidak, Pahamifren. Soft skills juga berperan penting saat kamu mengikuti wawancara oleh HRD sebuah perusahaan. Dalam psikotes dan wawancara, HRD perusahaan yang kamu lamar akan menguji soft skills kamu. Biasanya mereka akan menilai apakah kamu memiliki kemampuan bekerja di bawah tekanan, mampu memanajemen waktu kamu dengan baik, memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mampu bekerja dalam tim. Saat sekolah, contoh soft skills dan hard skills untuk siswa bisa dilihat saat kamu mengerjakan tugas kelompok dari Bapak/Ibu guru. Hard skills kamu akan dilatih saat kamu mengerjakan tugas kelompok tersebut. Sementara soft skills kamu akan diuji dari cara kamu bersikap, berinteraksi, dan berkerja sama dengan anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas tersebut. Cara Mengembangkan Skills Sekarang kamu sudah paham, kan, pentingnya kemampuan ini dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan kamu kelak? Sebenarnya nggak sulit untuk mengembangkan dan menyeimbangkan kedua keterampilan ini. Kamu bisa melakukannya lewat cara mempelajari suatu materi pelajaran tertentu, lalu coba jelaskan pemahaman kamu atas materi pelajaran tersebut kepada teman-teman kamu. Saat kamu mempelajari materi pelajaran tertentu, kamu mengasah hard skills kamu, dan saat kamu menjelaskan pemahaman kamu pada teman-teman kamu, kamu sedang mengasah soft skills kamu. Membiasakan diri untuk berdiskusi dengan teman-teman kamu atau orang tua kamu juga dapat melatih soft skills kamu, lho. Selain dua cara tersebut, kamu bisa melatih soft skills dengan aktif dalam organisasi seperti OSIS atau ikut serta dalam ekstrakulikuler yang ada di sekolahmu. Kalau di lingkungan rumah, kamu bisa ikut aktif di karang taruna yang ada di tempat kamu tinggal. Sumber Silahkan anak – anak mengisi Google Form setelah membaca artikel di atas dengan menekan tautan di bawah ini. Keterampilanini bisa diulangi berkali-kali, yang bersifat fisik atau gerakan. Contohnya: ayunan tangan seorang perenang, gerakan kaki dalam memberikan umpan lambung akurat, atau gerakan jari pada sebuah kunci gitar. Mengikutiperintah. Umumnya, anak yang tidak mau atau sulit mengikuti perintah disebut anak yang membangkang. Faktanya, kemampuan ini memang harus dilatih karena memang anak-anak ada kalanya lebih sulit mengikuti perintah atau arahan. Perlu Parents perhatikan, hindari memberi anak lebih dari satu perintah dalam satu waktu. Keterampilanapa saja yang bisa saya pelajari sendiri tanpa harus kuliah di jurusan yang berkaitan dengan keterampilan tersebut? Komunikasi. Membaca manusia. Ya, tanpa harus kuliah di jurusan komunikasi dan psikologi, kita bisa cakap dari hari ke hari. Hayati setiap momen interaksi dengan siapa saja.

KecantikanPutri Mayang sudah terkenal. diseluruh negeri. Selain cantik, Putri Mayang juga ramah dan lincah, sehingga dayang-dayang pun sangat menyayanginya. Tapi entah dalam beberapa hari ini sang putri terlihat sedih dan termenung. Entah apa yang yang menyebabkan Putri Mayang menjadi termenung dan sedih.

aPvYH.
  • 70s9zzz56i.pages.dev/166
  • 70s9zzz56i.pages.dev/272
  • 70s9zzz56i.pages.dev/169
  • 70s9zzz56i.pages.dev/226
  • 70s9zzz56i.pages.dev/77
  • 70s9zzz56i.pages.dev/85
  • 70s9zzz56i.pages.dev/275
  • 70s9zzz56i.pages.dev/105
  • keterampilan apa yang kamu latih pada hari ini